Paket Kerja
Paket Kerja
Menilai faktor penentu adopsi dan dampak sosio-ekonomi
Bagian dari proyek ini mengeksplorasi keefektifan berbagai instrumen untuk meningkatkan penerapan praktik pertanian organik dan dampak sosio-ekonomi dari adopsi. Untuk menghindari efek pilihan sendiri, paket kerja ini akan menggunakan eksperimen lapangan secara acak dan mengekspos petani untuk alternatif perlakuan yang (i) memperhatikan kesadaran akan produk organik, manfaat kesehatan dan jalur pemasaran yang ada atau (ii) meningkatkan pengetahuan praktis dengan menawarkan pelatihan praktek pertanian organik. Intervensi ini akan diacak di desa dan bukan tingkat individu bertujuan untuk membatasi kemungkinan kelebihan yang tidak diinginkan. Beberapa desa tidak akan menerima intervensi untuk digunakan sebagai kelompok kontrol. Intervensi tindak lanjut juga dapat menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kesadaran konsumen dan permintaan. Studi ini menargetkan desa-desa di wilayah Yogyakarta dan Bogor. Sebanyak 1.200 rumah tangga akan dijadikan sampel. Kemudian baseline dan survei tindak lanjut setelah satu tahun akan dikumpulkan. Selanjutnya, sebagaian dari penelitian kualitatif dari paket pekerjaan lainnya akan memberikan rincian lebih lanjut tentang mekanisme perilaku yang mendasarinya dan dengan demikian melengkapi temuan dari percobaan ini. Kondisi untuk pengadopsian dalam penelitian ini juga akan mengeksplorasi dampak sosio-ekonomi termasuk dampak pada pendapatan dan ketahanan pangan dalam jangka pendek dan menengah dari para pengadopsi dibandingkan dengan non-adopter. Penilaian manfaat ini juga akan memberikan dasar untuk analisis biaya-manfaat dengan tujuan menginformasikan fase upscaling yang lebih efisien di kemudian hari.
Organisasi sosial agrobiodiversitas dalam pertanian organik
Keragaman tanaman budidaya dan ternak sangat penting bagi prinsip dan teknik pertanian organik. Dengan menggabungkan, rotasi dan kultivar tumpangsari dan memilih ciri-ciri tertentu dalam produksi peternakan dan tanaman, petani beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang semakin dipengaruhi oleh perubahan iklim. Paket kerja ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan menganalisis kelembagaan sosial yang berkembang di sekitar tanaman dan hewan. Organisasi manajemen pengetahuan berbasis jender seputar segi material dari benih, bibit dan hewan sangat penting bagi analisis ini yang terinspirasi oleh ekologi politik feminis. Negosiasi di intraface akan diamati dengan melakukan penelitian kualitatif melalui wawancara, metode partisipatif dan FGD di Bogor dan Yogyakarta. Hasilnya diharapkan bisa menginformasikan kebijakan untuk mendukung keanekaragaman hayati di sektor pertanian untuk meningkatkan kedaulatan pangan dalam menghadapi perubahan iklim.
Agrobiodiversitas ada di antara alam dan budaya karena perbedaan jenis dan keturunannya merupakan hasil penanganan 'kultivar dan hewan' pria dan wanita menurut kebutuhan dan kondisi lingkungan mereka. Dengan demikian, agrobiodiversitas adalah perwujudan budaya agraris atau menggunakan istilah yang diciptakan oleh Donna Haraway (2016), sebuah tatanan budaya alam, yang berarti bahwa varietas tidak dapat hanya ditugaskan ke bidang alam atau budaya, namun merupakan hasil dari percakapan timbal balik antara konsep berbingkai biologis dan nilai dan makna yang berasal dari budaya. Paket kerja ini secara khusus tertarik untuk menangkap wacana dan praktik pengumpulan, pertukaran dan evaluasi keragaman pada tanaman pertanian dan hewan ternak terpilih untuk mendokumentasikan hubungan budaya dan alam dan membayangkan masa depan mereka dalam pertanian organik.
Haraway, Donna 2016: Staying with the Trouble. Making Kin in the Chthulucene. Duke University Press, Durham
Kelembagaan
Dengan menganalisis kelembagaan pertanian organik di Indonesia, saya bertujuan untuk mengungkapkan struktur di mana para pemangku kepentingan mengartikulasikan motivasi dan tujuan mereka, mempengaruhi pengambilan keputusan, dan membentuk berbagai jenis interaksi. Kelembagaan dipahami sebagai preskripsi, dalam bentuk peraturan dan kebijakan, yang memungkinkan manusia mengulang koordinasi dan interaksi terstruktur di berbagai tingkat dan konteks. Selain itu, analisis ini juga mempertimbangkan variabilitas temporal dari pengembangan pertanian organik dan hubungannya dengan keragaman aktor dan wacana. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan kontribusi untuk memahami dampak pertanian organik terhadap mata pencaharian dan produksi pangan yang berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan penelitian ini, saya akan berkonsultasi dengan dokumen resmi tentang kebijakan dan peraturan pertanian organik, publikasi dan catatan oleh LSM, dan dokumentasi dari produsen dan pedagang organik mengenai prinsip kerja mereka. Selain itu, saya akan melakukan penelitian lapangan satu tahun di Yogyakarta pada 2017 - 2018 dimana saya banyak terlibat dengan proses produksi produk organik. Selama masa ini, saya akan mewawancarai pejabat pemerintah di tingkat administrasi yang berbeda, petani organik, non organik, akademisi, dan konsumen organik dan distributor. Saya akan melakukan Net-Map analisis dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memvisualisasikan hubungan antara aktor, kualitas hubungan ini, dan kekuatan untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan pertanian organik.
Bentang budaya sosio-budaya pertanian organik di Indonesia
Tujuan keseluruhan dari proyek ini adalah untuk menjelaskan konteks sosio-kultural pertanian organik di Indonesia dengan menyelidiki prinsip-prinsip praktik pertanian organik lokal dan mengungkapkan gagasan, nilai, dan aspirasi yang terkait dengan praktik semacam itu. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian ini bertujuan untuk 1.) membongkar semantik dari pertanian organik dan konvensional; 2.) Mengungkap konteks ideologis pertanian organik; dan 3.) menggambarkan praktik pertanian organik dalam konteks mata pencaharian mereka yang lebih luas. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya akan memberikan pemahaman tentang apa artinya melakukan pertanian organik di Indonesia baik secara material maupun ideologis, namun, dengan demikian, menambah pemahaman mengapa beberapa petani menerapkan pertanian organik sementara yang lain tidak melakukannya. Untuk mengungkap beberapa makna pertanian organik di nusantara, saya akan melakukan penelitian antropologi di dan sekitar Bogor dan Yogyakarta selama beberapa bulan. Inti metode antropologi adalah observasi partisipan, yaitu teknik induktif yang mendalam dan melibatkan keterlibatan secara holistik dalam aktivitas sehari-hari dan interaksi peserta penelitian dalam rangka penelitian lapangan skala kecil dan intensif. Sementara wawancara terstruktur dan semi-terstruktur serta diskusi kelompok terarah akan melengkapi pengamatan partisipan di tingkat desa, penelitian kebijakan melalui tinjauan sistematis dan analisis isi liputan media, dokumen perencanaan resmi, dan laporan LSM bersamaan dengan wawancara semi terstruktur dengan anggota badan pemerintah, LSM, dan akademisi akan mengungkap banyak makna pertanian organik di Indonesia.